Rabu, 27 Maret 2013

VERSI TEKS NARUTO CHAPTER 325 BAGIAN 1

Sebelumnya : Naruto Chapter 624

Hashirama tentu saja kaget ketika
mendengar pilihan yang Madara
tawarkan. Orang-orang Senju
bahkan lebih kaget lagi, dan
berkata, "Membunuh adikmu atau
membunuh dirimu sendiri,
pilihan macam apa itu, hah!?"
Sat! Hashirama memberi aba-aba
dengan tangannya supaya mereka
diam. Ia ingin memikirkannya
sendiri. Tapi, Tobirama tetap
berbicara. "Lelaki ini gila."
ucapnya. "Apa rencanamu
sekarang, kakak?"
"Apa kau akan membunuhku?
Atau kau mau bunuh diri seperti
omong kosong yang lelaki ini
katakan? Bodoh sekali. Jangan
dengarkan dia, kakak!"
Tobirama mendesak kakaknya.
Tapi secara mengejutkan,
Hashirama malah berkata pada
madara, "Terimakasih, Madara.
Kau memang orang yang
simpatik."

Naruto Chapter 625 - "Mimpi yang Sebenarnya"

Madara memberikan Hashirama
dua pilihan, yang artinya ia tak
harus membunuh adiknya sendiri.
Madara mengerti perasaan
seseorang yang memiliki saudara.
"Dengarkan aku, Madara, ini akan
menjadi permintaan terakhirku."
ucap Hashirama sambil bersiap
dengan sebuah kunai di
tangannya. Ya. Hashirama
melepas jubah perangnya dan
akan menusukkan kunai itu ke
perutnya sendiri. Hashirama akan
bunuh diri.
"Tak hanya dirimu, semua yang
ada di klan kita juga harus
melakukan hal yang sama. Setelah
aku mati, jangan membunuh
Madara. Uchiha dan Senju tak
boleh saling bertarung satu sama
lain lagi. Berjanjilah, demi ayah
kalian, dan cucu kalian yang
belum lahir. Sampai jumpa..."
Hashirama tersenyum, namun tak
bisa ditutupi air matanya metes.
Masa-masa yang sempat mereka
lalui terlintas, terutama batu yang
menjadi tanda pertemuan mereka.
Batu yang waktu itu telah mereka
buang, secara mengejutkan belum
benar-benar terjatuh ke dasar
sungai, melainkan masih
terapung.
Begitu juga dengan Hashirama
kini. Hubungannya dengan
Madara yang dia pikir akan segera
berakhir, tiba-tiba tersambung
kembali. Secara tiba-tiba, Madara
memegang tangan Hashirama
sesaat sebelum ia menusuk
perutnya.
"Sudah cukup. Aku sudah bisa
melihat tekadmu..."
Setelah pertempuran yang
berlangsung begitu lama,
akhirnya Uchiha dan Senju
menyatukan kekuatan. Hari itu
adalah awal bagi perdamaian
antara kedua belah pihak. Bagi
Hashirama, hari itu seperti
mimpi. Tak akan ada lagi orang
yang menjadi korban, tak akan
ada lagi anak kecil yang mati...
Setelahnya mereka mulai
membangun desa. Kemudiam,
mereka juga bekerja sama dengan
negara api guna membuat sebuah
negara yang damai, yang
menganggap negara dan desa
berada pada tingkat yang sama.
Mimpi sejak kecil Hashirama,
akhirnya menjadi kenyataan.
"Apa kau masih ingat?" Hashirama
dan Madara dewasa berdiri di
puncak bukit batu sambil melihat
ke arah desa yang telah mereka
bangun. "Saat kita berbicara di
sini, saat kita masih anak-anak..."
"Ya.." sahut Madara.
"Kupikir itu hanya mimpi. Aku
bisa saja melakukannya kalau aku
mau, tapi..."
"Mimpi itu akan menjadi
kenyataan." ucap Hashirama.
"Kepala shinobi, yang akan
melindungi negara api dari
bayangan. Hokage ... bagaimana
menurutmu?"
"Apa itu?" tanya Madara.
"Negara api meminta agar kita
memutuskan seorang pemimpin
untuk desa ini. Aku ingin kau
menjadi pemimpinnya, menjadi
Hokage." ucap Hashirama. "Kau
memang sudah tidak memiliki
saudara lagi. Tapi, aku ingin kau
menganggap semua shinobi yang
ada di desa ini sebagai
saudaramu. Aku ingin kau
menjaga mereka."
"Aku... aku bahkan tak mampu
menjaga adikku yang
sebenarnya." ucap Madara.
"Ayolah, tak ada waktu untuk
menyesali hal itu." ucap
Hashirama. "Lalu, selain Uchiha
dan Senju, klan Sarutobi dan
Shimura juga ingin menjadi rekan
kita."
"Mustahil... apa kau serius?"
"Ya. Dan tidak cuma mereka.
Selanjutnya desa pasti akan terus
tumbuh. Kemudian, kita harus
memberi desa ini nama. Apa kau
punya ide?"
Madara yang kebetulan sedang
membawa daun yang tengahnya
berlubang sejenak terdiam.
Kemudian melalui lubang di daun
itu, ia melihat ke arah desa. Lalu
ide muncul, "Desa... yang
tersembunyi di balik daun,
konoha. Bagaimana menurutmu?"
"..." Hashirama tertunduk suram.
"Sederhana sekali... tak ada
pelesetannya sama sekali..."
"Hei, istilah Hokage yang kau
buat juga sama, kan!?" bentak
Madara. "Dan ngomong-ngomong,
apa sampai sekarang kau masih
suka depresi seperti itu???"
Memang butuh waktu yang lama,
tapi saat itu Hashirama merasa
kalau pada akhirnya mereka akan
bisa menjadi teman yang akrab
untuk selamanya.
"Apakah hokage akan selalu
berada di desa dan menjaganya?"
tanya Madara.
"Ya, tapi tak hanya itu." sahut
Hashirama. "Dengan tumbuhnya
desa, hokage pasti akan menjadi
semakin sibuk. Itulah kenapa aku
ingin mengukir wajahmu di batu
besar ini, sebagai simbol kalau
kau akan selalu melindungi desa."

BERSAMBUNG KE BAGIAN 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hargai Kami Yang Telah Menulis Artikel Ini Dengan Memberi Komentar, Meskipun Hanya Kritik dan Saran Atau Ucapan Terima Kasih.

Dan Kalo Mau Copy Paste Harap Sertakan Sumber.